
Sama seperti agama-agama yang ada di Indonesia lainnya, Budha memiliki hari besar keagamaan. Kalau di Islam ada Idul Fitri, di Kristen ada Natal, di Hindu ada Nyepi, di Budha ada Waisak. Waisak dirayakan sekali setiap tahunnya, yaitu setiap bulan purnama di bulan Mei atau Purnama Sidhi. Waisak memperingati tiga peristiwa paling penting dalam kehidupan Buddha Gautama Siddharta dan dikenal sebagai Tri Suci Waisak. Peristiwa penting pertama adalah kelahiran Pangeran Siddharta di Taman Lumbini tahun 623 SM. Peristiwa penting kedua adalah pencerahan dimana Pangeran Siddharta menjadi Buddha di Bodhgaya pada usia 35 pada tahun 588 SM. Ketiga adalah wafatnya Buddha Gautama di Kusinara pada usia 80 tahun.
Waisak kemarin, gue berkesempatan mengikuti acaranya. Walaupun niatnya untuk ikut festival lampion saja, tapi ternyata untuk sampai ke prosesi penerbangan lampion kita harus mengikuti proses-prosesnya.
untuk selain yang beragama Budha, kita boleh mengikuti prosesi asalkan memiliki ID Card dan Undangan. Untuk mendapatkan undangan dan ID Card ini, kita harus mengantri di stand panitia penyelenggara waisaknya, di Pelataran Candi Mendut (ID CARD DAN UNDANGAN GRATIS). Kemudian, bagi yang mau ikut prosesi dari awal bisa langsung mengikutinya, berikut gue lampirkan rangkaian waisak kemarin.

Dari pengambilan ID Card itu, prosesi berikutnya ialah berjalan dari Candi Mendut ke Candi Borobudur.
“gimana nih, kita mau ikut prosesi dari awal gak?” | “emang prosesi awalnya ngapain lagi abis ini?” | “abis ini jalan dari Mendut ke Borobudur” | “jauh gak? Berapa lama?” | “satu jam” “NURUT NGANAA???”
3,6km menurut Google Maps! Astagfirullah…. Mana siang itu panas banget kan, akhirnya gue dan temen2 yang lain setelah dapat ID Card dan Undangan memilih untuk kembali ke penginapan, untuk menyiapkan tenaga buat melek semaleman ngikutin prosesi detik-detik waisak.
Oiya, ternyata undangan dan ID Card itu ngebantu banget, kita (yang punya ID Card dan Undangan) masuk Borobudur gratis, lho. Sejujurnya ngeri juga, waktu itu yang jaga pintu masuk Borobudur kebanyakan polisi dan TNI daripada orang dari Borobudurnya. Tapi setelah nunjukin undangan, kita dibolehkan masuk. Masuk ke Borobudur lagi jam 8 malam, pas banget setelah pidato Wakil Presiden, Pak Boediono. Sempat ngeliat pementasan drama juga yang nyeritain tentang Sidharta Gautama, keren lho! Maksimal banget penampilannya!
Tak disangka tak dinyana, setelah pementasan drama hujan pun turun…… sempet hopeless kalau acara nanti bakal ditiadakan. 1 jam nungguin hujan reda…. Masih ujan juga…2 jam… masih ujan juga…2,5 jam……akhirnya berenti. Setengah12 mulai ngantri lagi ke pintu utama buat naik ke candi Borobudur. Saat itu, bulan bener2 purnama, bule sebelah gue bilang “Hey, there is circle around the moon” yap! Bulannya punya cincin! Sayang gak sempet foto… balik ke antrian, di pintu masuk yang lebar itu dipersempit menjadi satu jalur metal detector dan kiri-kanannya berbaris polisi buanyakkk banget, jadi masuknya satu baris gitu, diutamakan yang boleh masuk yang punya id card dan undangan.

Sampai di atas, di Taman Lumbini, disambut dengan patung Budha yang guedhe banget serta sesajian-sesajian di depannya. Yang bikin tambah keren lagi lampu sorot di belakang candi utama Borobudur. Beeeh, seakan masuk dunia baru.
Nah, ini prosesi menjelang detik-detik penerbangan lampion nih. Kita diminta menghormati umat budha yang berdoa, Alhamdulillah kemarin berjalan dengan lancar gak ada halangan, dan kejadian-kejadian tidak menghormati orang beribadah seperti tahun lalu. Di lingkari cuaca yang dingin di Borobudur, acara doa-doa berlangsung dengan khidmat, khidmat sekali. Kabut mulai turun membuat suasana semakin tenang.
Di saat yang bersamaan, peserta dipersilakan untuk ngantri mengambil lampion. Akhirnya setelah pukul 04.00, kita bersama-sama menerbangkan lampion…


Happy Vesak Day 2558!
syukurlah saya gak melihat kebrutalan upacara waisak seperti tahun lalu 🙂
yap! alhamdulillah berjalan dengan lancar 😀
Kak mau nanya dong, itu ngantri untk undangan sm ID cardnya di hr yg sama atau bbrapa hari sebelum? Thank you 🙂