
“Van, foto lo bagus-bagus banget. di mana sih itu?”
“Pahawang”
“Apa? Paha Waang?”
Teman saya budeg gak ketulungan mencoba ngobrol dengan saya. Alhasil jadilah cerita panjang lebar dengan segenap jiwa raga. Yasudah, sekalian saja saya tuang di sini agar bisa dibaca di layar kaca. Tahun ini, saya mudik dua kali. Mudik pertama ketemu keluarga dekat di Jawa, Mudik kedua bertemu keluarga baru di Lampung.
Indonesia benar sangat diuntungkan dengan banyaknya pulau-pulau kecil. Lebih jauh lagi, pulau kecil tersebut tidak menyatu dengan pulau besar yang sudah banyak dihuni orang. Jadi, kesempatan untuk “mengotori” lautnya sangat kecil karena berada terpisah. Pulau Pahawang merupakan pulau kecil yang terletak di selatan Lampung. Butuh waktu yang lama untuk mencapai ke sana.
persis seminggu setelah lebaran saya berangkat ke Lampung untuk sekadar melihat dunia bawah air di Pulau Pahawang dan kehidupan kecil di kepulauan sana. Perjalanan ke Pahawang memang seperti mudik, agak jauh dan membosankan di perjalanannya. Bagaimana tidak, setelah turun dari ferry, perjalanan menuju pelabuhan ketapang ditempuh dengan mobil selama tiga jam. Kemudian untuk mencapai pulau pahawangnya, ditempuh waktu satu jam dengan perahu nelayan yang bising.
Tapi, semua itu terbayar dengan pemandangan-pemandangan yang memanjakan mata. *walau pegel liatnya karena matahari lagi di atas kepala*
Lautan di sekitar Pahawang menjadi lokasi pertama saya melakukan snorkeling. Menyelam yang bikin keling (hitam –red).
Bermalam di Pulau Tanjung Putus, satu pulau yang berpenghuni kurang dari 50 orang. Tempat teduh yang cukup untuk membuat pikiran sejenak melupakan bising klakson, asap knalpot, serta tugas yang berlipat. Sebuah kesederhanaan yang saya temui di sana, kelompok masyarakat pulau tanjung putus yang masih memiliki kesadaran bersama menjaga daerahnya, membuat saya sedikit teringat halaman awal buku sosiologi mengenai kelompok masyarakat gemeinschaft atau masyarakat paguyuban.
sunrise di pahawang
Sampai jumpa lagi, Pahawang!
Berikut lampiran itinerary saya ke pahawang
22.00 – 23.30 : Meeting point di Indomaret Pelabuhan Merak
Hari Kedua 9 Agustus 2014 :
00.00 – 03:00 : Merak – Bakauheni (by Ferry)
04:00 – 08:00 : Bakauheni – Ketapang with APV (sarapan)
08.00 – 09.00 : Menyebrang menuju Homestay
09.00 – 10.00 : Check in homestay, prepare snorkeling time
10.00 – 12.00 : Snorkling Time (2 spot: kelagian, tanjung putus)
12.00 – 13.00 : ISHOMA (Istirahat, Sholat, Makan)
13.00 – 16.00 : hopping island (pahawang kecil), snorkling (pulau maitam)
16.00 – 17.00 : Kembali ke homestay
17.00 – 18.00 : Hunting SunSet
18.00 – 20.00 : Bersih2 and ISHOMA
20.00 – 22.00 : Acara bebas
22.00 – 04.30 : Tidur
Hari Ketiga 10 Agustus 2014 :
05.30 – 07.30 : Menikmati Sunrise dan Sarapan
08.00 – 10:30 : Snorkling & Exploring Pulau Gosong,
10.30 – 11.30 : Back to homestay
11.30 – 13.00 : Packing
13.00 – 14.00 : Pulau Pahawang – Pelabuhan Ketapang
14.30 – 18.00 : Ketapang – Bakauheni (mampir Toko oleh2 Khas Lampung dan Makan Bakso Sony)
18:00 – 22:00 : Bakauheni – Merak
22.00 : Tiba di Merak Pulang ke rumah masing-masing.
Price Trip ini : RP. 460rb/orang
Pemandangannya bagus sama kayak teluk kiluan … jalan menuju kesana gimana bagus or rusak?
bagus kak! gak seperti ke kiluan yg begajulan jalannya 😀
indahnyaaa….
berangkat, kang!
goks!
ke sana gih, mvok!
Indonesiaku memang indah ya.
pertanyaan temannya kalau dalam bahasa Minang, kebetulan ada cewek duduk disebelah Rivan akan mendelik tuh
indah banget, mbak! sayang kalo gak dinikmatin
Mantap ya leee wah mau bisa berenang deh biar bisa lihat temburu karang…
ayo latihan di kolam renang dulu, kak 😛
harus cobain snorkling disana nihh…