Bagaimana menghapus luka yang mendalam tanpa dendam?
- aku pernah membaca buku Pram, ia mengatakan bahwa bambu-bambu di samping rumahnya selalu terkena sambaran air dari Kali Lusi, kali yang kering saat kemarau namun mengamuk saat musim penghujan. Sampai-sampai, bambu itu menjadi penahan sampah-sampah yang lewat. Namun, sampah-sampah tersebut akhirnya takkuat menahan arus yang konsisten. Sampah-sampah itu berlalu meninggalkan bambu. Mungkin kau bisa belajar dari mereka, sebutlah sampah itu sebagai borok yang lama hinggap di bambu, kuatnya bambu menahan luka itu membuat sampah itu berlalu, lantas bamboo pun takmenempelkan lugut-lugutnya pada sampah yang telah menjadi boroknya dalam beberapa waktu. Karena bambu itu yakin, kalau dendam hanyalah membinasakan martabat dirinya.
Bagaimana membeli kedamaian yang murah?
- kau perlu belajar dari seorang petani yang tiap harinya harus merelakan kakinya kotor, mencangkul tanah sekuat tenaga, menunduk sepanjang siang untuk menanam padi, dan menikmati waktu selo di bawah pohon sambil mendengar kernyitan burung-burung
Bagaimana menggambarkan kerinduan yang memberontak?
- Kau perlu belajar dari tanaman yang tumbuh tertutup atap-atap rumah. pelan-pelan batangnya akan mencari sinar matahari, sehingga takperlu lagi ia memikirkan lurus batangnya tapi tetap hidup karena menemukan sumber tenaganya.
Bagaimana menimbun penyesalan yang tiada akhir?
- Kau perlu belajar dari waktu. Ia tak pernah bercengkerama dengan sesuatu, tegas melaksanakan tugasnya tanpa perlu kompromi sia-sia dengan masa lalu. Toh, penyesalan bukan seonggok tai kucing yang harus ditimbun tanah kan?
Bagaimana caranya menuliskan kecemburuan yang hiperbolis?
- Kau tak perlu mencontoh benalu yang ingin selalu vokal pada pohon apapun. Kau cukup belajar pada api dalam sekam, tetap berkobar tapi tiada yang tahu.
Bagaimana melukiskan ketidakyakinan?
- Kau tak perlu. Dalam tiap darah yang mengalir di nadimu, aku ada. Maka binasakan ketidakyakinan itu. Karena kau akan tetap percaya bahwa keyakinanlah yang akan menentukan hidup kita.
mantabh… 🙂 makasih Van.. 🙂
you’re very welcome mas dani 🙂
bagian belajar untuk memahami itulah sepertinya poin tersulit
untuk bisa menerapkan dalam hidup sepertinya perlu waktu dan usaha ikut mencoba biar hidup itu damai, enteng dan berhias senyum 🙂
Semua pertanyaan kehidupan bersinergi denagn alam ya lee…
iyaps. jawaban-jawabannya sebenarnya mudah ditemukan di sekitar 🙂
Dan sayangnya manusia, khususnya saya, kadang kala ga mau belajar.
om pram hidupnya khidmat banget untuk selalu bersyukur..