Pada satu sore, perempuan kecil itu duduk sendiri memandang senja yang hampir rubuh. Ia berandai-andai, “jika saja ada ayunan yang bisa kududuki sambil memandang senja seperti ini” pikirnya sambil tersenyum memainkan pasir. Ia tidak sendiri, di taman berpasir itu ia berdua bersama bonekanya. Walau diam, boneka itu selalu memandangi perempuan kecil itu bermain. Bukan tidak punya teman, namun ia berpikir hanya boneka yang mau mendengar keinginan anehnya. Teman serta orang tuanya selalu menganggap keinginan perempuan kecil itu sebagai angin lalu.
Setelah asik bermain, ia kembali di rumah.
“dari mana saja kamu?” sahut ibunya saat berpapasan dengannya di pintu rumah
Perempuan kecil itu tersenyum sambil menunjuk ke arah luar, tempat taman itu berada.
ia berlari ke kamar, sebelum ibunya memarahi karena bajunya yang penuh pasir.
Menjelang malam yang semakin gelap,
Sebelum tidurnya, ia menyisakan sedikit waktunya untuk berbincang, sendiri maupun dengan bonekanya. Berbagai masalah ia ceritakan, dari tugas sekolah yang rumit, teman-temannya yang nakal, kakaknya yang tak acuh, hingga ibunya yang kerap memarahinya. Tapi, malam itu malam yang lain. Tidak seperti biasanya, ia membayangkan bisa masuk ke dalam buku yang kemarin ia baca. Buku itu bercerita tentang keindahan yang kekal, tanpa rusak, tanpa cacat.
Hampir dua jam lebih ia tidak tidur karena membayangkan berada di tempat tersebut. Sesekali, ibunya datang mengecek kamarnya, ia berpura-pura memejamkan mata. Lalu ia kembali lanjutkan imajinasinya sambil tersenyum.
“kau mau ikut denganku ke sana?” tanyanya pada boneka
“pokoknya kau harus ikut. Bagaimana aku bisa senang kalau sendirian?
“kau pasti akan diberi nyawa, nanti kita main masak-masakkan. Kamu juga boleh ajak teman-temanmu kok”
Walaupun diam, perempuan kecil itu terus menghujani boneka dengan berbagai pertanyaan.
matanya mulai berair, tanda kelelahan. Lantas ia tarik selimut, membagi bantal dengan boneka dan mengajaknya tidur.
Di mimpinya,
Ternyata Tuhan mendengar doanya sebelum tidur. Lantas, Tuhan menyetel mimpinya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Melalui mimpi, Ia mengutus malaikat untuk menemaninya selama di mimpi.
“di mana aku ini?” tanya perempuan kecil itu
“di tempat kau bisa bahagia setiap saat” jawab malaikat
Sambil berjalan, malaikat bertanya tentang kehidupan perempuan kecil itu. Sambil berjalan-jalan, ia menjawab tiap pertanyaan yang diberikan. Ia bercerita begitu lepas. Keduanya langsung akrab. Sesekali ia bilang pada malaikat, “jangan jalan terburu-buru, aku lelah”
Lalu malaikat menghentikan langkahnya. Membopong tubuh perempuan kecil itu dengan kedua tangannya dan berkata, “dunia terlalu kejam untukmu, tempatmu bukan di sana”. Perempuan kecil itu bingung lantas tersenyum. Bola mata perempuan itu menegur malaikat. Seketika, perempuan kecil itu dalam dekapan malaikat.
“ayo, kita jalan lagi. Ajak aku ke taman yang indah itu katamu” pinta anak itu.
Sambil mengusap air mata, malaikat menurunkan tubuhnya, dan menggandeng anak yang sedang tersenyum memeluk boneka lantas mengajaknya ke taman firdaus. Sampai disana, perempuan kecil itu memohon padanya, “aku boleh selamanya di sini saja?” sambil berayun di atas telaga madu melihat senja yang rubuh. Sambil mengayun, malaikat itu mengangguk dan tersenyum. Perempuan kecil itu tidur dengan mimpi yang panjang.
Bagus banget Rivanlee!Imajinasinya pas loh
Terima kasih, Ayu. 🙂
begus banget ceritanya 🙂 bikin mata berkaca-kaca terharu …
hiks….
Nikmat sekali cerita ini, tapi bila harus mengingat Angelie, tetap sakit batin ini. Hiks..
Kini, putri kecil yang cantik itu telah tiada. Semoga ia bisa bermain di tempat indah yang diimpikannya, abadi sampai jarum detik tak lagi berdetak :amin. Semoga kepergiannya jadi pelajaran dan cermin untuk tidak lagi mengulangi perbuatan yang sudah ia rasakan pada saat-saat terakhir kehidupannya di dunia :)).
Tulisan yang bagus dan menyentuh :)).
hiks selalu sedih kalau denger kisah dan berita ttng Angelina cantik ini, semoga dia sudah bahagia di surga bersama bonekanya 🙂
Beruntung sekali kau sekarang Angelina. Selamat!
Kacauuuu… keren banget mas!
Angelina pasti senyum membaca ini.